Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Petani Terhadap Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Semi Organik Di Kota Madya Pontianak
Kata Kunci:
Kompos, Persepsi, Pertanian Semi OrganikAbstrak
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif bagi tanaman. Tanah yang baik bagi pertanian adalah tanah yang subur, menyangkut sifat tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang seimbang dan tersedia, memiliki tata air dan udara yang baik sesuai dengan kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di masa sekarang ini banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik karena kepraktisannya. Mereka belum banyak menyadari bahwa pupuk anorganik justru bisa menurunkan kualitas tanah dan produktivitasnya di masa mendatang jika pemakaiannya berlebihan. Selain itu masalah lain dari pupuk anorganik adalah harganya yang relatif mahal, serta ketersediaannya yang kadang menyulitkan petani hingga terjadi kelangkaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengubahan pola penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik, salah satunya yaitu dengan menggunakan kompos. Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik limbah pertanian/tanaman/ternak seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya. Kompos yang saya buat yaitu dari bahan-bahan campuran antara kotoran sapi, dan jerami padi dengan dekomposer Tricoderma spp, dimana semua bahan memiliki kandungan unsur hara tinggi bagi tanaman, khususnya unsur makro N, P, dan K. Kompos yang berasal dari bahan organik tersebut dapat membantu memperbaiki sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah tetap terjaga serta ketersediaan haranya pun terjamin. Tujuan Kegiatan ini adalah : (1) Memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada seperti limbah jerami padi dan kotoran ternak sebagai bahan baku pupuk organik sehingga dapat dihitung potensi pupuk daerah tersebut. (2) Melatih petani membuat pupuk organik sendiri dalam waktu cepat dari limbah jerami padi dan kotoran ternak. (3) Memasyarakatkan pemakai pupuk organik sebagai alternatif pengganti pupuk kimia serta mendukung konservasi lahan sehingga terjadi dinamika kelompok. (4) Terbentuknya kelompok tani pembuata pupuk organik. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan meliputi (1) persiapan kegiatan dengan melakukan koordinasi lapang dengan kepala desa, kelompok tani dan petugas penyulluh lapangan (PPL). (2) Pelaksanaan kegiatan meliputi penyuuhan, pelatihan pembuatan kompos dengan bantuan dekomposer Tricoderma spp. (3) Evaluasi kegiatan meliputi evaluasi pelatihan, dan evaluasi produksi kompos. Hasil evaluasi pelatihan menunjukkan setelah mengikuti pelatihan, anggota kelompok tani dapat membuat kompos dengan waktu lebih cepat dan kualitas baik. Petani juga mendapat pengetahuan cara budidaya tanaman dengan menggunakan pupuk organik. Kompos yang dihasilkan secara fisik menunjukan hasil yang baik. Kompos berwarna coklat, tidak berbau busuk, bagian-bagian bahan kompos tidak tampak lagi, tekstur remah dan volume menyusut menjadi sepertiga bagian dari volume awal. Hasil analisis kompos di laboratorium menunjukkan kadar N 1,44 % , kadar C 20,14 % ratio C/N 14 %, pH 7,4 dan kadar air 30,76 %
Referensi
Arafah dan M. P. Sirappa. 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P dan K pada Lahan Sawah
Irigasi. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol 4(1)(2003). http://www.soil.faperta.ugm.ac.id.
Diakses tanggal 17 November 2009.
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI).2009. Kandungan Hara Kompos Jerami.
http://www.iptek.net.id. Diakses tanggal 4 Januari 2010.
Asil Barus dan Hapsoh. 2009. Analisis Kompos Limbah Pertanian yang Diperkaya. Laporan Penelitian
Hibah Strategis Nasional. Batch I DP2M. Dikti. Depdiknas.
Rachman, A. A. Dariah dan D. Santoso. 2006. Pupuk Hijau. Dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya lahan Pertanian. Bogor.
Rachman, Susanto. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Setyorini, D., R. Saraswati dan E. K. Anwar. 2006. Kompos. Dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya lahan Pertanian. Bogor.
Sudirja. R. 2007. Standar Mutu Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. Modul Pelatihan Pembuatan
Kompos. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Balai Besar Pengembangan dan
Perluasan Kerja. Lembang.
Syahnen, Nurlida Ramli dan Muchsin Thahir. 2006.. Pedoman Eksplorasi, Perbanyak dan Penggunaan
Jamur Trichoderma. Balai Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.