https://jurnal.upb.ac.id/index.php/ft/issue/feed Jurnal Teknologi Infrastruktur 2025-09-12T07:40:31+07:00 Open Journal Systems <div id="main-content" class="page_index_journal"> <div class="journal-description"> <p><strong>Jurnal Teknologi Infrastruktur (TEKSTUR)</strong> merupakan jurnal keilmuan<strong> bidang sipil dan lingkungan</strong> yang memuat tulisan-tulisan ilmiah mengenai penelitian-penelitian murni dan terapan serta ulasan-ulasan umum tentang perkembangan teori, metode dan ilmu-ilmu terapan terkait.</p> </div> </div> https://jurnal.upb.ac.id/index.php/ft/article/view/581 PENGARUH VARIASI KONFIGURASI POSISI DIAGONAL BRACED CBF TERHADAP PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA 6 LANTAI DI KOTA PONTIANAK 2025-09-12T07:40:31+07:00 Nargis Aufa Bachsin bachsinnargis@gmail.com Iona Violeta ionavioleta@upb.ac.id Yufiansyah yufiansyah@upb.ac.id <p style="font-weight: 400;">Indonesia merupakan wilayah rawan gempa, sehingga struktur bangunan harus dirancang tahan terhadap gaya gempa. Salah satu cara memperkuat struktur adalah menggunakan sistem <em>Concentrically Braced Frame</em> (CBF) dengan berbagai variasi posisi <em>bracing</em>. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi posisi diagonal <em>bracing</em> terhadap periode getar, simpangan maksimum, dan simpangan antar tingkat (<em>drift</em>) pada struktur baja 6 lantai menggunakan perangkat lunak ETABS versi 22.</p> <p style="font-weight: 400;">Hasil menunjukkan bahwa struktur tanpa <em>bracing</em> menghasilkan nilai periode, simpangan, dan <em>drift </em>terbesar. Arah pemasangan <em>bracing</em> tidak memengaruhi hasil secara signifikan, seperti terlihat pada variasi 1A–1B, 2A–2B, dan 3A–3B yang memiliki hasil hampir identik. <em>Bracing</em> yang tidak menyambung seperti pada 2C–2D dan 3C–3D menghasilkan drift lebih besar. Variasi 4A–4B memberikan hasil lebih baik dibanding 4C–4D karena distribusi <em>bracing</em> lebih merata.</p> <p style="font-weight: 400;">Variasi 2A memberikan hasil terbaik, dengan periode 2,362 detik (mode 1) dan 1,339 detik (mode 2), simpangan maksimum 111,81 mm, dan drift 102,409 mm (X) dan 34,139 mm (Y). Namun, variasi 4A lebih efisien, dengan hasil yang hampir setara: periode 2,362 detik (mode 1) dan 1,473 detik (mode 2), simpangan maksimum 135,41 mm, dan drift 102,39 mm (X) dan 34,14 mm (Y).</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Bracing</em>, Gempa, Periode getar, Simpangan, Simpangan antar tingkat</p> <p style="font-weight: 400;">&nbsp;</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Teknologi Infrastruktur https://jurnal.upb.ac.id/index.php/ft/article/view/580 ANALISIS KUALITAS PAVING BLOCK HASIL HOME INDUSTRY DI KABUPATEN KUBU RAYA 2025-09-12T07:18:14+07:00 M. Noval Febrian novalfeprian@gmail.com Irvhaneil irvhaneil@upb.ac.id Hezliana Syahwanti hezliana.syahwanti@upb.ac.id <p style="font-weight: 400;"><em>Paving block</em> merupakan material konstruksi yang banyak digunakan dalam pembangunan infrastruktur karena pemasangannya mudah, ekonomis, dan ramah lingkungan. Di Kabupaten Kubu Raya, pertumbuhan <em>home industry paving block</em> meningkat pesat untuk memenuhi kebutuhan lokal. Namun, banyak dari industri ini belum memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam SNI 03-0691-1996. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mutu paving block yang dihasilkan oleh lima <em>home industry</em> di wilayah tersebut dengan melakukan uji kuat tekan dan daya serap air. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif eksperimental, di mana setiap industri diuji 20 sampel <em>paving block</em> berukuran 21×10×6 cm. Hasil uji kuat tekan menunjukkan bahwa PT Arsa Beton dan CV Kalimantan Beton memenuhi klasifikasi mutu A (≥35 MPa), sedangkan Paving Pontianak dan Rivacon termasuk mutu B (≥17 MPa), dan Ampera Loster hanya memenuhi mutu D (≥8,5 MPa). Uji daya serap air juga memperlihatkan hasil serupa, di mana PT Arsa Beton dan Rivacon memenuhi syarat mutu A (≤3%), sedangkan Ampera Loster berada pada mutu D (≤10%). Secara umum, home industry yang menggunakan mesin press mampu menghasilkan <em>paving block</em> dengan mutu lebih tinggi dibandingkan produksi manual. Penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan kualitas bagi pelaku industri kecil agar lebih kompetitif dan sesuai dengan standar nasional.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Paving Block</em>, <em>Home Industry</em>, Kuat Tekan, Daya Serap Air, Mutu Kualitas</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Teknologi Infrastruktur https://jurnal.upb.ac.id/index.php/ft/article/view/531 IMPLEMENTASI PRINSIP KONSTITUSIONAL DALAM REGULASI KEAMANAN STRUKTURAL BANGUNAN GEDUNG: KAJIAN YURIDIS, NORMATIF, DAN TEKNIS 2025-06-04T19:47:10+07:00 Ashraf Dhowian Parabi parabi97@teknik.untan.ac.id Siti Aisyah sitiaisyah@hukum.untan.ac.id Aulia Yuti Serera auliayutiserera@hukum.untan.ac.id Yuliana yuliana.fh@hukum.untan.ac.id Plasma Versiana Mukti pv.mukti@hukum.untan.ac.id Rickhy Artha Octaviyana artha@informatika.untan.ac.id <p style="font-weight: 400;">Penelitian ini menganalisis secara kritis implementasi prinsip-prinsip konstitusional dalam kerangka regulasi keamanan struktural bangunan gedung di Indonesia. Persinggungan antara hukum tata negara dan teknik sipil menjadi urgen dianalisis mengingat transformasi regulasi bangunan gedung yang signifikan pasca diberlakukannya UU No. 6 Tahun 2023 UU Cipta Kerja terbaru yang merupakan penetapan dari PERPPU No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja dan PP No. 16 Tahun 2021. Penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif yang diintegrasikan dengan analisis teknis melalui metode penelitian hukum doktrinal dengan tetap memperhatikan aspek empiris standar keamanan struktural. Melalui pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan komparatif, penelitian ini mengidentifikasi adanya kesenjangan implementasi yang signifikan antara prinsip konstitusional dengan standar teknis keamanan struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat disharmoni antara prinsip-prinsip konstitusional dengan implementasi regulasi teknis terutama dalam aspek perlindungan hak asasi warga negara; (2) pergeseran paradigma dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) belum sepenuhnya mengakomodasi pemenuhan hak konstitusional pengguna bangunan; dan (3) mekanisme pertanggungjawaban konstitusional negara dalam kegagalan bangunan masih lemah. Penelitian merekomendasikan reformulasi regulasi keamanan struktural yang mengintegrasikan prinsip-prinsip konstitusional dengan standar teknis melalui penguatan dimensi tanggung jawab negara dalam penjaminan keamanan bangunan gedung, serta penyempurnaan mekanisme Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sebagai instrumen proteksi konstitusional.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata Kunci:</strong> Bangunan gedung, kajian yuridis normatif, UU cipta kerja</p> <p style="font-weight: 400;">&nbsp;</p> 2025-06-04T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Teknologi Infrastruktur