PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS Chromolaena odorata DAN LIMBAH JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPAKULTIVAR KUBIS BUNGA (Brassica oleraceae L.) PADATANAH PODSOLIK MERAH KUNING DI POLYBAG

Isi Artikel Utama

Setiawan

Abstrak

Kol bunga putih merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang  atau  blumkol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa sub-tropis di daerah  Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan masa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pemberian Kompos Chromolaena odorata  dan limbah jagung terhadap pertumbuhan beberapa kultivar kubis bunga pada tanah podsolik merah kuning di polybag. Penelitian dilaksanakan selama ± 4 bulan yaitu dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2014, dan dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti Pontianak.


Penelitian ini menggunakan  metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama berupa jenis kultivar yang digunakan dengan kode (K) yang terdiri dari tiga kultivar yaitu : = White Shot;  = Profita;  = Snow White.


Faktor kedua merupakan kombinasi Chromolaena odorata (O), kompos limbah jagung (J) dan pupuk NPK dengan kode (C). Faktor kedua terdiri dari enam taraf perlakuan yaitu:


 = Kontrol (Tanpa perlakuan) ;   = 100 NPK% (Urea = 3.6 gr, SP-36 = 2 gr dan KCL = 2.5 gr/polybag) ;   = 200 gram/polybag O + 400 gram/polybag J + 0 % NPK (tanpa NPK) ;  =  200 gram/polybag O +  200  gram/polybag  J  + 50 %


 NPK  (Urea = 1.8 gram/polybag, SP-36 = 1 gram/polybag dan KCL = 1.25  gram/polybag) ;  = 100 gram/polybag O + 400 gram/polybag J + 50 % NPK (Urea = 1.8 gram/polybag, SP-36 = 1 gram/polybag dan KCL = 1.25  gram/polybag) ;  = 200 gram/polybag O + 400 gram/polybag J + 50 % NPK (Urea = 1.8 gram/polybag, SP-36 = 1 gram/polybag dan KCL = 1.25  gram/polybag).


Kombinasi perlakuan adalah :  ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;  ; ; ; ; ; .


Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan 2 sampel tanaman , sehingga diperoleh 3x6x3x2 = 108 tanaman.


Variabel yang diamati dalam penelitian ini, yaitu pada pertumbuhan tanaman yang terdiri dari tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot kering bagian atas (gram) dan pengamatan faktor lingkungan sebagai data penunjang berupa suhu udara, dan kelembaban udara.


Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi perlakuan kompos Chromolaena odorata, Limbah tanaman jagung, dan beberapa kultivar kubis bunga berpengaruh sangat nyata secara statistik terhadap bobot kering bagian atas (gram), sedangkan pada variabel tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai) berpengaruh tidak nyata. Interaksi antara perperlakuan kultivar dan kompos yang memberikan rerata tertinggi pada variabel bobot kering bagian atas (gram) yaitu pada perlakuan  (kompos Chromolaena odorata 200 gram/polybag, limbah jagung 200 gram/polybag dan NPK : Urea 1.8 gram/polybag, SP-36 1 gram/polybag dan KCL 1.25 gram/polybag). Dengan rerata 45.75 gram. Dan berbeda nyata dengan perlakuan , ,  dan  tetapi tidak berbeda nyata dengan .


Pada tinggi tanaman berpengaruh nyata terhadap perlakuan kompos, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan kultivar. Pada taraf perlakuan kompos yang menunjukan rerata tertinggi terhadap tinggi tanaman (cm) yaitu pada taraf perlakuan  (kompos Chromolaena odorata 200 gram/polybag, limbah jagung 400 gram/polybag, dan NPK, dimana Ureanya 1.8 gram/polybag, SP-36 1 gram/polybag dan KCL 1.25 gram/polybag) berbeda nyata dengan ,  dan  tetapi tidak berbeda nyata dengan  dan  dengan rerata tinggi tanaman 21.29 cm.


Dan pada jumlah daun berpengaruh nyata baik terhadap kultivar maupun kompos. Sedangkan pada perlakuan kultivar yang menunjukan rerata tertinggi pada jumlah daun yaitu pada kultivar  (Kultivar Snow White) dengan rerata jumlah daun 19.69 helai, berbeda nyata dengan  (Kultivar White Shot) dan  (Kultivar Profita).  (Kultivar Profita) dengan rerata jumlah daun 17.53 helai, berbeda nyata dengan  (Kultivar Snow White) dan  (Kultivar White Shot), dan  (kutivar Snow White) dengan rerata jumlah daun 13.70 helai. Berbeda nyata dengan  (Kultivar Profita) dan  (Kultivar White Shot). Selanjutnya untuk perlakuan kompos yang menunjukan hasil rerata tertinggi terhadap jumlah daun yaitu pada perlakuan  (kompos Chromolaena odorata 200 gram/polybag, limbah jagung 400 gram/polybag dan NPK 0 %) dengan rerata jumlah daun 20.06 helai. Serta berbeda sangat nyata terhadap , , ,  dan .


 

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Setiawan. (2020). PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS Chromolaena odorata DAN LIMBAH JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPAKULTIVAR KUBIS BUNGA (Brassica oleraceae L.) PADATANAH PODSOLIK MERAH KUNING DI POLYBAG. Jurnal Equilibrium Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Panca Bhakti, 1(1), 13–25. Diambil dari https://jurnal.upb.ac.id/index.php/equalibrium/article/view/61
Bagian
Articles